Kamis, 09 April 2009

Suami Paksa Istri Gauli Teman Minum

Entah setan apa yang merasuki otak Mujiono (48), warga Kecamatan Junrejo, Kota Batu ini. Tidak hanya memukuli istrinya sebut saja Melati -bukan nama sebenarnya- (35) hingga babak belur, Mujiono menyuruh temannya menggagahi istrinya sendiri.
Bila istrinya menolak, Mujiono menggebuki istrinya ini agar mengikuti permintaannya. Lebih edan lagi, sebut saja NIM, teman Mujiono, juga tidak kuasa menolak permintaan Mujiono untuk menggagahi istri Mujiono, karena ditodong pisau.
Hingga peristiwa tragis ini dialami oleh Melati sebanyak dua kali. Terakhir, Mujiono menggebuki istrinya, Selasa 13 Januari 2009. Penyebabnya sepele, sang istri menyuruh suaminya ini untuk mencari pekerjaan agar tidak mengganggur.
Kapolsek Junrejo, AKP Sudijono mendampingi Kapolres Batu, AKBP Teja Wijanarko membenarkan penangkapan tersebut. ”Kita tangkap tersangka dirumahnya, setelah istrinya melaporkan,” ujar kapolsek.
Selama ini Mujiono memang dikenal seorang pengangguran, sebelumnya tersangka pernah bekerja sebagai sopir mikrolet jurusan Batu – Selecta, namun pekerjaan ini sudah lama ditinggalkannya.
Kebutuhan hidup sehari-hari hanya didapatkan dari usaha yang dijalani oleh Melati. Selama ini Melati memang bekerja sebagai pedagang di Pasar Batu.
Melihat suaminya lontang lantung, Melati pun meminta agar suaminya mencari pekerjaan. Bukannya sadar, laki-laki yang sering minum minuman keras ini malah memukuli istrinya. Tidak hanya itu, Mujiono yang asal Pisang Candi Malang ini menggigit dan mencekik leher istrinya hingga memar. Penganiayaan ini tidak hanya terjadi sekali dua kali, tapi penganiayaan ini terjadi hampir tiap hari.
Ironisnya, penganiayaan batin juga dialami Melati. Pasalnya ditengah-tengah pesta miras, Mujiono mendadak memaksa istrinya agar melayani teman minumnya. Tentu saja hal ini ditolak oleh istrinya dan teman minumnya. Namun keduanya tidak mampu berbuat apa-apa lantaran Mujiono main tangan dan tidak segan menodongkan pisau kepada keduanya.
Sementara teman minumnya melayani istrinya, Mujiono melihat dari kejauhan layaknya melihat blue film sambil memegang gelas minuman kerasnya.Ketika tersangka mulai terangsang, Mujiono pun nimbrung berhubungan badan dengan istrinya.
”Semua itu saya lakukan agar terangsang,” katanya pelan. Tersangka mengakui sudah dua kali ia memaksa istrinya tersebut. Kelainan jiwa ini baru-baru saja ia alami, sebelumnya tidak pernah ia lakukan.
Kepada Memo Mujiono menerangkan kalau ia kenal dengan istrinya di dalam mikrolet yang disopirinya. ”Saat itu saya duda, baru pisah dengan istri pertama yang ada di Selecta,” ujarnya. Dari hubungan asmara ini akhirnya keduanya memutuskan menikah.
Karena perbuatannya ini tersangka dijerat dengan UU No 23 tahun 2004 tentang kekerasan dalam rumah tangga pasal 44 ayat 1 sub pasal 45 ayat 1 dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun.

Dibalik Dapur Redaksi

Dibalik Dapur Redaksi

Ada banyak hal yang menggelitik untuk saya ceritakan dibalik pemburuan dan penulisan berita hantu pocong ini. Begitu berita ini saya setorkan ke redaktur, esok harinya banyak komentar masuk ke HP saya, ternyata berita pocongan yang saya tulis menjadi berita headline.
Foto besar, judul besar, pembacanya pun sangat banyak. Saya tidak menyangka kalau efek pemberitaannya ternyata sangat besar. Tidak hanya redaktur memberikan atensi atas tulisan saya ini, kampung dimana saya tinggal juga dibuat geger, sampai-sampai salah seorang putri seorang kyai di Batu menelepon saya malam-malam agar menemuinya malam itu juga.
Sambil menenteng laptop yang memang selalu saya bawa kemana-mana, saya masuk ke rumah kyai. Ternyata malam itu tidak hanya putrinya yang ada, Pak Kyai, Bu Nyai dan sejumlah tokoh agama di kampungku ngumpul khusus untuk melihat foto pocongan itu.
Beragam mimik wajah, hingga berbagai komentar muncul saat itu. Ternyata berita yang saya tulis, membuat sebagian jamaah Masjid di kampungku tidak berani jamaah Sholat Subuh. "Makanya orang-orang tidak berani sholat Subuh," ujarnya. Usut punya usut, ternyata ada juga hantu pocong lain yang 'menemui' Jamaah Sholat Subuh, akhirnya mereka pun satu demi satu absen sholat Subuh. Tapi Alhamdulillah, keimanan mereka ternyata lebih besar, sekarang shof terisi penuh, pocongan pun tidak berani nongol.
Ada satu cerita yang menggelikan yang terungkap setelah berita ini keluar. Tim layout koran Memo (koran dimana saya bekerja) memang tidak menemukan rekayasa dalam foto itu. Tapi tim paranormal Memo mengatakan tidak ada unsur gaib dari foto itu, alias ada orang yang memakai baju pocongan berdiri dibelakang para ABG itu. He.. he...

Gedung Bioskop Itu Terkenal Angker

Diam-diam eks gedung bioskop yang berada dijantung kota ini ternyata dikenal angker. Keangkeran ini tidak hanya muncul saat gedung ini kosong, tapi keangkeran ini terjadi sejak berdiri gedung bioskop ini.
Banyak saksi yang sempat dihantui lelembut gedung bioskop ini. Setelah bioskop ditutup karena pengusahanya pailit, gedung ini sempat digunakan untuk arena billiard dan ding dong. Namun hanya digunakan sebentar, tidak lama kemudian gedung ini tidak digunakan kembali.
Malah saat Polres Batu pernah menggunakan gedung ini untuk barak pasukan pengendalian massa. Namun lagi-lagi penggunaan gedung bioskop ini tidak lama, gedung ini kembali kosong. Saat ini gedung ini kosong dan dikelilingi ilalang yang lebat.
Yang menarik dari foto ini, wajah pocongan ini berlubang tepat didahi. Wajah ini mengingatkan Memo pada seorang pelaku curanmor yang tertembak polisi saat melarikan diri sekitar tahun 2000.
Saat itu, kepolisian di Kota Batu masih berstatus Polsektif Batu. Waktu itu kapolseknya adalah AKP Kusdiantoro. Tersangka curanmor ini memang dikenal raja curanmor yang meresahkan masyarakat.
Saat tertangkap, tersangka nekat melarikan diri dari tangkapan petugas. Pistol polisi pun menyalak. Mayatnya dikirim ke kamar mayat RSSA Malang. Jenazah tersangka tiba dikamar mayat tepat adzan Maghrib.
Waktu itu, Memo melihat langsung wajah tersangka yang tepat ditengah dahi tertembus peluru. Memo mencoba mencari di bank data foto, sayangnya foto tersebut sudah tidak ada.
Sama seperti wajah pocongan ini, terdapat lubang tepat ditengah dahi, seperti lubang peluru. Tali pocongan atas masih terikat rapi, hanya saja kain kafan yang ada diwajah terbuka lebar.
Dibawa tali pocong atas terlihat sedikit bekas lumpur. Tali pocong pada bagian tengah masih terikat rapi. Tangan pocong pun masih bersendekap. Kaki juga tidak terlihat.
Pocong ini terlihat tembus dengan pagar, itu semakin memperlihatkan foto ini asli tanpa rekayasa. Menjadi pertanyaan apa pocongan ini adalah tersangka. Wallahualam bi showaf.

Hantu Pocong Nampang di Bioskop Batu


Warga Batu geger, hantu pocong nampang didepan eks gedung bioskop yang berada di Jl Ahmad Yani, Kota Batu. Hantu pocong yang wajahnya terlihat jelas ini, terekam kamera HP Sonny Ericson merek K 80i.
Siapa saja merinding melihat foto hantu pocong ini. Kini foto hantu pocong ini tersebar dari HP yang satu ke HP lainnya. Memo berhasil mendapatkan foto hantu pocong tersebut.
Di foto tersebut terlihat seorang pemuda memakai jaket kuning sedang bergaya didepan kamera. Lokasi pemotretan berada di depan kantor Telkom Jl Ahmad Yani dengan latar belakang eks gedung bioskop.
Tidak terlihat ketakutan diwajah pemuda ini, padahal beberapa meter dibelakangnya terlihat bayangan hantu pocong dengan muka terbuka. Tidak ada ekspresi diwajah hantu pocong ini. Terlihat mulut hantu pocong ini bengkak, hidung berukuran besar serta ditengah dahi berlubang seperti bekas peluru.
Sempat ada keraguan terhadap keaslian foto, setelah dikaji dan diperiksa oleh beberapa teman yang paham fotografi, foto ini adalah asli tanpa rekayasa. Memo pun mencari pemilik foto ini.
Informasi yang pertama didapat Memo, pemuda berwajah tampan ini bernama Aan Widyatmoko, warga Jl Lesti, Kelurahan Ngaglik. Ketika bertandang kerumahnya Memo ditemui kedua orang tuanya.
”Saya pikir anak saya guyon, bisa saja foto itu diedit, apalagi waktu cerita ke saya, Aan mesam-mesem, saya jadi ragu,” ujar Ny Sai, ibu Aan. Saat itu Aan tidak ada dirumah karena sedang bekerja.
Aan menjawab semua keraguan itu dengan menceritakan kronologis pemotretan. Ia lupa hari dan tanggal memotret foto itu. ”Waktu itu hp saya baru saja beli, iseng-iseng kita berfoto ria,” ujar Aan.
Waktu itu jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Aan mengambil pose foto tepat didepan kantor Telkom dengan mengambil latar belakang bekas gedung bioskop, sementara temannya Yayak memotret dengan HP barunya.
”Kalau tidak salah 4 kali memotret, malah Yayak saya minta mengambil foto diatas tembok yang jaraknya hanya satu meter dari pocong,” ujar Aan.
Waktu itu, keduanya sama sekali tidak takut, karena memang belum tahu terjadi penampakan saat itu. Baru dua hari setelah mereka memotret, Aan baru sadar kalau ada pocong ikut nampang difotonya.
”Saya bermaksud memasang foto itu di friendster, saya lihat-lihat kok ada pocongnya, saya sampai merinding dibuatnya,” ujarnya. Karena kaget ia menceritakan penampakan ini dibeberapa teman dan orang tuanya.
Tidak disangka ternyata semakin banyak orang yang menanyakan perihal foto ini, hingga mengakibatkan Aan risih. ”Karena yang tanya banyak saya risih, akhirnya saya putuskan untuk menghapusnya,” ujarnya.
Ia mengaku kaget mengetahui kalau fotonya sudah tersebar dari HP ke HP dan menjadi perbincangan umum.