Rabu, 06 Agustus 2008

Persembahkan Vagina Kerbau

Bersih Dusun Cukal, Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang yang dilaksanakan Senin (4/8/08) berlangsung semarak. Ratusan orang memenuhi sepanjang jalan dusun yang dilewati pawai bersih desa.
Diantara iring-iringan kesenian tradisional desa setempat, terlihat juga seekor kerbau betina dituntun pemuka adat setempat. Kerbau ini menjadi symbol suci dalam bersih desa .
Usai pawai, kerbau ini akan disembelih setelah melewati ritual yang diyakini warga sudah turun temurun. Yang menarik, vagina kerbau ini dipotong dan menjadi sesaji yang ditempatkan di 4 tempat yang dianggap suci, yakni Sumber Dawuan Mulyosari, Sumber Kali Anget, Punden, Bak Penampungan Air (Tandon I) dan Tandon II.
“Selain sudah turun temurun, ada pertanda dari penyembelihan kerbau betina tersebut. Saat disembelih warga melihat banyak atau tidaknya darah dan air seni yang mengucur dari tubuh kerbau,” tegas M. Choirun Danu Rahardjo, Kades Bendosari.
Kalau darah yang mengucur dari leher yang disembelih dan air seni mengucur deras saat vagina dipotong, warga menyakini tanaman mereka disawah akan subur. Karena sumber air di desa ini akan melimpah.
“Kita meyakini, kalau darah dan air seninya mengucur deras, sumber air akan melimpah,” ujar H Nur Hasan, sesepuh desa.
Kedua tokoh masyarakat Dusun Cukal ini mengatakan tradisi ini sudah dilaksanakan sejak tahun 1793, oleh Mbah Suro Menggolo, Kades pertama yang juga orang yang pertama mbabat alas Dusun Cukal.
Pernah satu ketika, sekitar tahun 1963 tidak dilakukan penyembelihan hewan kerbau dan selamatan desa, situasi desa menjadi tidak tentram. Begitu pula saat kerbau betina diganti dengan kerbau jantan, banyak peristiwa yang mengusik ketenangan warga.
“Dulu pernah diganti dengan kerbau jantan, hasilnya terjadi penurunan debit air di sumber air, hingga tidak mencukupi untuk konsumsi atau pun untuk mengairi sawah,” tegas Nur Hasan.
Karena sebab itulah, setiap tahun selamatan bersih desa, serta ritual memberi sesaji vagina kerbau secara rutin dilaksanakan setiap tahun. “Bulannya terserah, yang penting harinya Selasa Kliwon. Kalau dulu biasanya dilaksanakan Bulan Besar, karena tahun ini musim penghujan, kita undur Bulan Agustus ini,” katanya.
Yang menarik dari sesajen vagina kerbau itu, ada keyakinan warga, apabila ada rumah tangga yang goyah terancam penceraian, cukup dengan memakan sedikit daging vagina kerbau tersebut, diyakini perceraian itu akan batal.
“Keyakinan seperti itu, tidak hanya obat batal cerai, kalau ada anak-anaknya nakal, makan daging sesaji ini bisa patuh. Asal dengan satu syarat, memintanya harus ijin, pasti diberi walau sedikit,” ujar Hasan.