Dibalik Dapur Redaksi
Ada banyak hal yang menggelitik untuk saya ceritakan dibalik pemburuan dan penulisan berita hantu pocong ini. Begitu berita ini saya setorkan ke redaktur, esok harinya banyak komentar masuk ke HP saya, ternyata berita pocongan yang saya tulis menjadi berita headline.
Foto besar, judul besar, pembacanya pun sangat banyak. Saya tidak menyangka kalau efek pemberitaannya ternyata sangat besar. Tidak hanya redaktur memberikan atensi atas tulisan saya ini, kampung dimana saya tinggal juga dibuat geger, sampai-sampai salah seorang putri seorang kyai di Batu menelepon saya malam-malam agar menemuinya malam itu juga.
Sambil menenteng laptop yang memang selalu saya bawa kemana-mana, saya masuk ke rumah kyai. Ternyata malam itu tidak hanya putrinya yang ada, Pak Kyai, Bu Nyai dan sejumlah tokoh agama di kampungku ngumpul khusus untuk melihat foto pocongan itu.
Beragam mimik wajah, hingga berbagai komentar muncul saat itu. Ternyata berita yang saya tulis, membuat sebagian jamaah Masjid di kampungku tidak berani jamaah Sholat Subuh. "Makanya orang-orang tidak berani sholat Subuh," ujarnya. Usut punya usut, ternyata ada juga hantu pocong lain yang 'menemui' Jamaah Sholat Subuh, akhirnya mereka pun satu demi satu absen sholat Subuh. Tapi Alhamdulillah, keimanan mereka ternyata lebih besar, sekarang shof terisi penuh, pocongan pun tidak berani nongol.
Ada satu cerita yang menggelikan yang terungkap setelah berita ini keluar. Tim layout koran Memo (koran dimana saya bekerja) memang tidak menemukan rekayasa dalam foto itu. Tapi tim paranormal Memo mengatakan tidak ada unsur gaib dari foto itu, alias ada orang yang memakai baju pocongan berdiri dibelakang para ABG itu. He.. he...
Kamis, 09 April 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar